Jumat, 21 November 2008

lirik lagu baru

tanpa terasa kau curi hatiku
dengan berbeda caramu
menaklukkan hati kecilku

berjuta rayuan yang pernah kurasa
namun tak pernah tersentuh
tak ada yang mengesankanku

* tapi semua berbeda
saat kau ada di sini
mempesonakan aku selalu

reff:
hanya kamu yang bisa
membuat aku jadi tergila-gila
membuat aku jatuh cinta
karna tak ada yang lain sepertimu

berkali ku mencoba
berpaling dengan makhluk indah lainnya
namun tak pernah kurasakan
bila seindah bercinta ku denganmu

repeat *
repeat reff

sastra dan seksualitas, keindahan yang tercemar

SASTRA DAN SEKSUALITAS, KEINDAHAN YANG TERCEMAR
Oleh: Valery Kopong*
MEMBACA beberapa karya sastra berupa novel, para sastrawan terkadang secara vulgar menampilkan suatu situasi riil yang sering dialami oleh manusia. Tulisan yang mengangkat masalah biasa yakni seksualitas yang sering menimbulkan suasana luar biasa ini tidak lain merupakan bentuk revolusi dari sastrawan yang menggunakan pintu kesusastraan sebagai jalur penyadaran bagi masyarakat tentang penghargaan terhadap perempuan dan terutama menghargai seksualitas sebagai yang terberi dari Sang Pencipta. Menelusuri penulisan ini muncul suatu pertanyaan nakal untuk direnungkan. Mengapa para sastrawan harus memilih jalur kesusastraan sebagai media penggugah nurani penghuni kolong langit ini? Masih kurangkah tulisan-tulisan yang termuat dalam pelbagai pers yang umumnya menyertakan data dan dilengkapi foto-foto yang akurat yang berbicara tentang seksualitas?
Ahmad Tohari dalam Ronggeng Dukuh Paruk misalnya, telah menggambarkan suatu kondisi dilematis yang menjadi pilihan pahit seorang perempuan yang diwakili oleh Srintil, tokoh utama dalam penceritaan itu. Srintil sebagai penghadir figur lama, yakni peronggeng ulung yang telah meninggal harus menuruti aturan sebelum dikukuhkan sebagai peronggeng baru. Beberapa aturan dalam ritus pengukuhan telah dijalani dengan baik dan terakhir tuntutan yang dipenuhi adalah sayembara pembukaan keperawanan. Sebuah acara bernuansa vulgar begitu memikat pemirsa, terutama laki-laki yang haus akan seks untuk mengikutsertakan diri dalam sayembara bergengsi itu.
Dalam konteks kesastraan, seorang novelis terasah kesadaran untuk membentangkan seluruh refleksi yang bernada sastrawi untuk berpihak pada kenyataan yang ada. Perempuan dalam sosok seorang Srintil, menampilkan sikap penuh lugu dan menuruti acara ritual yang diselenggarakan. Dapat dipahami yaitu bahwa tokoh Srintil yang ditampilkan adalah seorang gadis bocah yang apabila dilihat dari kebutuhan biologis, ia belum meminati untuk dipenuhi kebutuhan itu. Tetapi mengapa, dengan latar kesusastraan yang suram dan seram ini, Srintil dicebloskan ke dalam “malam sayembara keperawanan” yang menuruti orang yang dikorbankan tidak tahu sama sekali tentang seksualitas.
Seksualitas dalam catatan seorang sastrawan tidak dilihat sebagai aib publik, melainkan menunjukkan sebuah keterbukaan masyarakat untuk secara jernih melihat aib ini sebagai sebuah kebutuhan ritual yang diterima sebagai tuntutan yang mesti dijalani. Di sini, Ahmad Tohari dengan kekuatan daya susastra seakan menggiring kesadaran para peminat sastra untuk memahami secara detail tentang makna acara ritual pengukuhan seorang peronggeng baru yang dilihat sebagai suatu keharusan yang mendakwa.
Perempuan dalam kaca mata Ahmad Tohari adalah sosok yang gampang tergiring untuk menerima situasi yang menimpah dirinya. Perempuan yang sama merupakan pribadi yang dapat membangun suatu ikatan yang kokoh antara roh Ki Sekamenggala sebagai peronggeng ulung yang telah meninggal sekian tahun yang lalu dengan peronggeng baru. Malam sayembara dapat saya pahami sebagai penghadir kembali roh peronggeng masa lalu yang mungkin terjelma dalam diri pemuda yang memenuhi kriteria untuk membukakan keperawanan seorang Srintil.
Pemecahan keperawanan seorang Srintil sebagai bentuk peleburan dan tanda kehadiran abadi. Perempuan rela membuka rahim untuk ditumbuhi benih baru, suatu regenerasi yang dilakukan untuk memperpanjang kisah peronggengan. Rahim seorang Srintil tidak lain adalah “rahim khatulistiwa”, rahim semesta yang senantiasa memproduk manusia baru untuk tampil menafasi sebuah kisah yang menjadi milik berharga sebuah komunitas. Ronggeng adalah tarian yang dilakonkan oleh orang tertentu dan karena eksklusivitas ini memberi identitas pada komunitas Dukuh Paruk.
Penghuni kolong langit Dukuh Paruk merasa bahwa ada pengembalian reputasi dengan hadirnya Srintil yang memperpanjang kisah ketenaran kampung mereka. Mereka merelakan seorang bocah untuk dinodai demi kebersamaan. Apakah peminat masyarakat lain juga merelakan seorang perempuan untuk dinodai atas nama publik? Tapi mungkin, dalam kerelasediaan itu, secara manusiawi Srintil pun pasti membangun perlawanan terhadap tuntutan situasi itu. Terhadap pemberontakan, secara diam-diam, aku teringat akan perempuan-perempuan dalam novel “Saman” milik Ayu Utami, yang mengadakan pemberontakan dan protes dengan menggaruk kemaluan dengan garpu. Seksualitas pada satu sisi merupakan suatu keindahan tetapi dalam wajah Ronggeng Dukuh Paruk, seksualitas itu tidak lebih sebagai sebuah keindahan yang tercemar.***
Diposkan oleh Valerianus Kopong Tupen di 19:00 0 komentar
Selasa, 2008 Oktober 07
MUDIK
(catatan di akhir mudik)
Oleh: Valery Kopong*

Sabtu, 27 September 2008 kami mengadakan perjalanan (mudik) ke kota Gudeg, Yogyakarta. Kami menempuh perjalanan selama 19 jam dari Purwakarta menuju Yogya. Jarak tempuh yang secara normal hanya 9 jam, tetapi karena kemacetan maka perjalanan semakin tersita. Lama kami berada dalam suasana kemacetan. Tetapi orang pada bertahan dalam antrean panjang untuk kemudian beralih dari ruang kemacetan.
Para pemudik, mengadakan perjalanan tahunan secara unik. Ada yang menggunakan mobil pribadi, mulai yang termewah sampai dengan yang sederhana. Ada juga yang menggunakan truk ataupun mobil box. Yang lebih ramai adalah para pemudik yang menggunakan sepeda motor. Memang, dalam perjalanan itu terlihat bahwa resiko sangat tinggi untuk terjadinya kecelakaan. Seperti yang aku saksikan sendiri pada dini hari, seorang pengendara motor terjatuh dalam suasana yang gelap. Ia mungkin ngantuk dan kecapaian sehingga pada akhirnya terjatuh bersama motor kesayangannya.
Dalam suasana hiruk pikuk seperti itu, terlintas sebuah pertanyaan sederhana. Untuk apa orang melakukan mudik? Apakah peristiwa ini menjadi show religius karena perjalanan ini dilakukan untuk menyambut kedatangan lebaran, hari nan fitri? Kalau ini merupakan sebuah show religius maka yang melakukan m

Selasa, 16 September 2008


hario amat cakep

Selasa, 09 September 2008

zodiak

cancer, virgo, sagitarius, aquarius, gemini,pisces, taurus, libra, scorpio, plus shio yaitu anjing, tikus,dll

Senin, 08 September 2008

lirik lagu project pop

banyaikin lagu dong!

lirik lagu project pop

Ingatlah Hari Ini (Project Pop)



Number:
10
Title:
Ingatlah Hari Ini
Album:
Pop OK
Artist:
Project Pop
Genre:






Average rate:Rate this song:

Lyrics:
Kawan dengarlah yang akan aku katakan Tentang dirimu stlah selama ini Ternyata kepalamu akan slalu botak Kamu kayak gorilla Cobalah kamu ngaca tu bibir balapan Daripada gigi lu kayak kelinci Yang ini udah gendut, suka marah2 Kau cacing kepanasan Tapi ku tak pedulikau slalu di hatiReff : Kamu sangat berarti, istimewa di hati Slamanya rasa ini Jika tua nanti kita t'lah hidup masing2 Ingatlah hari ini Ketika kesepian menyerang diriku Gak enak badan resah tak menentu Ku tahu satu cara sembuhkan diriku Ingat teman2ku Don't you worry just be happy Temanmu disini (Don't you get sad don't be angry / Mending happy2) Reff :

lirik lagu project pop

teman tema yang mau request lagu indonesia terbaru silakan menghubungi nomor di bawah ini 02192416219